6 Contoh Portofolio Penulis yang Saungwriter dan Agensi (Pasti) Suka!

Bermodal pengalaman jadi content writer di agensi dan menulis untuk klien seperti Velo Indonesia, Traveloka, dan banyak SEO agensi, saya jadi sedikit tahu tentang portofolio seperti apa yang perusahaan/agensi cari dari seorang writer.

Kamu mau jadi content writer? Langsung aja siapin/bikin portofolio tulisan seperti ini…

99,69% agensi/startup/perusahaan tempat kamu melamar pasti akan suka.

99,69 persen!

Anyways. Artikel contoh portofolio penulis ini saya buat untuk kamu yang:

  • Ingin coba jadi freelance content writer tapi belum pernah menulis online sama sekali
  • Pengen masuk ke agensi penulisan konten seperti Saungwriter tapi masih bingung memasukkan portofolio artikel yang mana dan seperti apa supaya lolos
  • Cita-citanya berkarir di Digimar (Digital Marketing) dan ingin masuk ke industri sebagai content writer dulu.

Kalau kamu termasuk ke dalam tiga deskripsi di atas…

Artikel ini saya buat khusus untuk kamu.

Dan juga TAMBAHAN penting:

Saya nggak memberikan contoh langsung portofolio artikel yang harus kamu buat, tapi…

Saya menjelaskan apa saja jenis artikel yang harus kamu buat dan harus menerbitkan artikel di media mana supaya portfolio kamu makin menjual di depan employer, klien, dan agency owner.

6 Contoh Portofolio Penulis yang Content Writer Pemula Wajib Punya!

6 Contoh Portofolio Penulis yang Content Writer Pemula Wajib Punya!
Ilustrasi: contoh portofolio penulis

Sebelumnya saya minta maaf yang sebesar-besarnya karena harus bilang begini:

Puisi, prosa, atau cerpen yang kamu tulis di blog nggak bakal bikin kamu diterima sebagai content writer. Di mana pun.

Nggak. Akan.

Kalaupun kamu diterima sebagai content writer dengan portofolio tulisan berupa puisi, prosa, atau cerpen di blog… pasti ada faktor lain.

Faktor X.

Karena saya sudah minta maaf. Let’s move on…

Contoh Portofolio Content Writer Pemula

Di atas saya sudah katakan: puisi, prosa, atau cerpen di blog bukanlah portofolio yang bagus. Tulisan dengan karakteristik begini nggak lagi menjual kalau kamu mau jadi content writer. Apalagi di industri teknologi dan keuangan.

No bueno.

Kenapa saya bahas puisi, prosa, cerpen? Kenapa nggak langsung kasih contoh portofolio content writer pdf gitu?

Karena ada hubungannya dengan poin utama dari artikel ini.

Dan juga karena contoh portofolio penulisan pertama yang paling disukai adalah:

Tulisan di Blog Pribadi (WordPress, Medium, Blogger, dsb.)

Kamu belum punya portofolio tulisan online sama sekali?

Nggak usah repot-repot nulis di website yang membutuhkan moderasi supaya tulisan kamu terpublish online di medianya.

Sebenarnya bakal jadi portofolio yang bagus kalau tulisan kamu disetujui sama editor medianya…

Lah, kalau ditolak?

Email penolakan dari Mojok.co
Sad…

Buang-buang waktu. Buang-buang tenaga. Dan ngapain juga nunggu persetujuan orang lain untuk publish tulisan online?

Udah gitu nggak ada alasan kenapa artikelnya ditolak pula.

Nggak ada masukan. Nggak ada revisian. 100% time wasters clown.

Contoh Portofolio Tulisan yang Saya Sarankan Untuk Kamu Publish di Blog Pribadi

Bingung mau bikin artikel apa di blog pribadi?

Saking banyaknya punya ide di kepala… nggak ada satu ide pun yang bisa kamu jadikan inspirasi buat menulis?

I got you.

Ini empat jenis tulisan di blog yang bakal jadi nilai plus-plus-plus di portofolio kamu:

1/ Artikel Pengalaman (Mendemonstrasikan Kemampuan Storytelling)

Tulisan berdasarkan pengalaman sangat bagus sebagai portofolio karena bisa jadi ajang mendemonstrasikan kemampuan storytelling.

Bagaimana kalau nggak bisa storytelling?

Wait a sec. Tau dari mana kalau nggak bisa?

Memang sebelumnya sudah pernah bikin artikel berdasarkan pengalaman?

Coba bikin dulu artikelnya. Jangan bilang nggak bisa duluan.

Dan pengalaman yang kamu tulis ini juga nggak perlu dari kejadian life changing event. Pengalaman pertama kali staycation atau ke Bali bareng pacar juga bisa kamu tulis, kok.

Catatan: JANGAN – jangan tulis pengalaman ini – cari ide pengalaman lain dulu.

Dan serunya adalah, artikel pengalaman ini punya alur rumusan yang sebenarnya gampang. 

Kalau masih ragu untuk menulis artikel berdasarkan pengalaman, coba…

Jangan malas. Cari di google tentang teknik storytelling dan creative writing untuk tulisan non-fiksi.

Atau gini aja…

Liat tulisan saya soal pengalaman saya bergabung selama 9 bulan di Saungwriter (LINK).

Apa rumus storytelling yang saya pakai di artikel itu? Nggak pake apa-apa. Saya cuma merunut event awal sampai akhir, terus mengambil kesimpulan di ujung artikel. That’s it.

Tuh. Pake rumus gitu aja.

2/ Artikel Studi Kasus (Mendemonstrasikan Kemampuan Analisis)

Content writer dengan kemampuan analisis pasti lebih superior daripada writer biasa aja yang kerjanya cuma parafrase.

Gimana cara menunjukkan kamu punya kemampuan analisis? 

Adalah dengan cara membuat artikel studi kasus.

Nggak gampang, lo. Selain perlu melakukan analisis, konten studi kasus itu nggak bisa selesai dalam sehari. Kamu sebagai penulis harus eksperimen dulu sebelum mulai bikin artikel.

Artikel studi kasus dari SEMrush yang ini misalnya…

Untuk menyelesaikan artikel itu, Tim Capper bereksperimen kurang lebih satu bulan sebelum mulai menulis artikel.

Case studies articles take time…

But if you manage to make it happen, you’ll secure an interview for every content writer-related role you’ve applied for.

Artikel studi kasus yang bagus adalah yang dibuat berdasarkan pengalaman. Berdasarkan ketertarikan pribadi. Dan punya impact.

Balik ke contoh artikel studi kasus dari SEMrush.

Artikel itu dibuat karena penulisnya menganggap Local SEO (topik utama dari studi kasus) menarik minatnya. Karena penulisnya punya pengalaman di Global SEO dan jarang mengerjakan Local SEO, ia bereksperimen atas kemauan pribadi. Dan pada akhirnya, studi kasus ini memberikan impact ke pembaca karena ternyata Local SEO memerlukan treatment berbeda dari Global SEO.

3/ Artikel Review (Mendemonstrasikan Kemampuan Self-Development)

Honestly?

I made this sh*t up.

Saya nggak tahu kalau menulis artikel review bisa mendemonstrasikan kemampuan kamu untuk terus berkembang. Tapi…

Dengan menulis artikel review berarti kamu menunjukkan minat untuk mengeksplorasi hal baru.

Apakah keinginan untuk terus eksplorasi hal baru adalah bagian dari self-development? Harusnya sih termasuk. Harusnya lo.

Balik ke topik…

Artikel review adalah portofolio rekomendasi selanjutnya yang harus kamu punya.

Apa yang harus di review?

Bisa barang yang kamu beli dari Shopee. Baju, celana, atau make up misalnya.

Bisa aplikasi yang kamu temukan dari Product Hunt. Atau aplikasi yang lagi tren di industri contohnya: Notion, Weje, Loom.

Kamu juga bisa review buku. Resensi juga termasuk di dalam bagiannya.

Intinya kamu bisa review apapun – nggak terbatas cuma barang fisik – digital juga boleh.

Nggak ada larangan.

BONUS: Salah satu contoh artikel review produk digital (Notion) di Medium: (LINK).

4/ Artikel Panduan/Tips (Mendemonstrasikan Kemampuan Dasar SEO)

Content writer harus paham SEO meskipun dasarnya doang. HARUS.

Dan cara paling gampang untuk mendemonstrasikannya adalah dengan cara menulis artikel panduan atau tips.

Kenapa dari artikel panduan dan bukan dari artikel studi kasus atau pengalaman?

Karena artikel panduan strukturnya jelas dari awal sampai akhir. Dari paragraf pertama, isi, dan penutup sudah ada struktur yang bisa kamu ikuti dengan cara melihat dan meniru dari web lain.

Dan kalau kamu, sebagai penulis, nggak bisa nyusun artikel panduan yang strukturnya gampang…

It’s either something is wrong or you need to deep-learn more about writing and SEO.

Isi artikel panduan harus gimana? Topik apa yang enak dibahas saat bikin artikel panduan? Saran saya:

  • Tech
  • Finance
  • Business
  • Health.

The Big Four Niche.

Jangan bikin artikel panduan soal tarot, zodiak, santet. Ya kecuali kamu mau kerja di perusahaan yang bergerak di bidang tersebut, ya boleh lah kamu tulis artikel panduan soal topik barusan.

Artikel panduan itu kayak gimana? Artikel panduan/tips pasti punya karakteristik judul yang seperti gini:

  • 8 Platform Pembelajaran Jarak Jauh Solusi Social Distancing
  • 10 Parfum Cowok paling Laris dan Disukai di Tahun 2035
  • 20 Olahraga di Rumah, Tetap Sehat Walau Tak ke Mana-mana.

Tahu listicle, kan? Itu dia maksud dari artikel panduan/tips.

Kalau Sudah Punya Tulisan di Blog… Platform Apa yang Bagus Sebagai Portofolio?

Platform yang Bagus Sebagai Portofolio Tambahan
Remember this sentences?

Sebelumnya, saya memang bilang kalau media yang menerapkan sistem moderasi untuk menerbitkan tulisan memang buang-buang waktu dan tenaga. Tapi…

It’s actually a good piece as a portfolio.

Dengan syarat:

  • Kamu sudah punya blog
  • Dan sudah punya tulisan di blog yang mendemonstrasikan skill sebagai A+ content writer.

Kalau syaratnya sudah terpenuhi, kirim tulisan kamu ke media ini:

Tulisan di Media Mojok.co (Kanal Terminal Mojok)

Tulisan di Media Mojok.co (Kanal Terminal Mojok)
Tulisan saya di Kanal Terminal Mojok

Saat melamar jadi penulis Saungwriter, salah satu portofolio yang saya masukkan adalah 1 (SATU) artikel yang terbit di Mojok.co.

Kebanyakan penulis di media Mojok punya gaya tulisan eksentrik. Tapi…

Orang bisa menerima dan menjadikan Mojok sebagai media untuk mencari informasi terbaru.

Estimasi pengunjung Mojok enam bulan terakhir
Diambil dari Similarweb

Dalam enam bulan terakhir, estimasi pengunjung Mojok berkisar 2.5M setiap bulan.

That’s a huge number. Yang juga berarti…

Apapun tulisan yang kamu terbitkan di Mojok, pasti ada pembacanya.

Artikel saya yang terbit di Mojok (lihat gambar sebelumnya di atas) yang berjudul “Saya Berhasil Berhenti Merokok, Eh Malah Kecanduan FreshCare,” misalnya…

Artikel saya yang terbit di Mojok (contoh portofolio penulis)
120 orang memberikan reaksi / 28 orang komentar / 10 kali dibagikan

Di web Mojoknya memang terlihat sepi komentar/respon. Tapi saat Mojok share tulisan saya di halaman Facebooknya…

  • 120 orang memberikan reaksi
  • 28 orang komentar, dan
  • 10 kali dibagikan.

These are good engagement metrics, btw.

Kalau kamu lihat fanpage Mojok sekarang, jarang sekali ada tulisan yang mendapat 100+ reaksi dan 10+ komentar dari pengikut halaman.

Intinya adalah…

Setiap tulisan di Mojok – apapun jenisnya – pasti ada pembacanya.

Balik ke bahasan utama…

Kenapa tulisan di Mojok adalah portofolio yang bagus?

Karena:

  • Mojok adalah media yang aktif – punya database pembaca yang militan untuk semua jenis penulisan
  • Mojok punya moderasi konten yang ketat – nggak sembarang konten bisa terbit di sini karena editornya punya hobi nolak artikel
  • Punya tulisan/esai yang terbit di Mojok mendemonstrasikan kalau kamu paham cara buat artikel dengan kekuatan argumentasi yang jelas.

Sebenarnya masih banyak yang lain. Tapi tiga poin di atas cukup untuk menyampaikan bukti bahwa Mojok adalah media yang bagus untuk bikin portofolio tulisan online.

Cara Mengirim Tulisan ke Mojok

Cara Mengirim Tulisan ke Mojok
Kirim tulisan ke Mojok.co

Mojok menerima dua macam tulisan, yaitu:

  • Tulisan berupa esai, tulisan liputan (Sungguh-sungguh Liputan [Susul]), tulisan horor (untuk rubrik Malam Jumat), tulisan bertema tekno (untuk rubrik Konter), tulisan otomotif (untuk rubrik Otomojok)
  • Tulisan untuk kanal Terminal Mojok (temanya bebas – terserah).

Kalau kamu mau kirim tulisan esai, liputan, horor, tekno, atau otomotif, klik link ini dan jangan lupa baca ketentuannya dulu sebelum mengirim.

Kalau kamu mau menambah portofolio tulisan online…

Kita akan mengirimkan artikel melalui kanal Terminal yang merupakan platform User Generated Content (UGC) dari Mojok.

Selain lebih mudah, kamu juga bisa menulis apapun di sini.

Saya lansir dari Mojok:

“… gagasan, unek-unek, kegelisahan, atau curhatan yang bisa ditulis seputar asmara, lifestyle, kampus, musik, fashion, dan dunia anak muda lainnya, jangan ragu untuk mengirimkan tulisan kalian ke sini.”

Cara Mengirim Tulisan ke Terminal Mojok

Buka link ini dan baca ketentuannya sebelum mengirim tulisan ke Terminal.

Baca dulu ketentuannya sebelum mengirim artikel. Sekali lagi…

Baca dulu!

Kalau sudah 99,69% paham dengan aturannya, kunjungi link ini.

Isi semua form yang kosong lalu kirim tulisanmu.

Sudah terkirim? Buat lagi artikel yang lain untuk kirim lagi.

Udah selesai dan sudah kamu kirim?

Buat dan kirim lagi.

Loh, kok buat lagi?

Karena Tulisan yang barusan kamu kirim membutuhkan waktu setidaknya satu minggu untuk bisa terbit di Mojok.

Saran saya, nggak usah nunggu. Langsung aja kirim tulisan baru.

Kalau semuanya diterima dan terbit ya bagus… kalau semuanya ditolak terbit ya buat lagi aja.

Pokoknya, kamu harus punya portofolio berupa tulisan di Mojok supaya bisa bebas apply di agensi dan startup/perusahaan manapun.

Khususnya kalau kamu mau apply di Saungwriter.

Mas Danu Adji, owner di Saungwriter itu nandain writer yang punya tulisan di Mojok jadi penulis spesial.

Buktinya?

Chat dengan Danu Adji, Owner Saungwriter soal tulisan di Mojok
Chat dengan Danu Adji, owner Saungwriter, di WAG Saungwriter

There you go…

Mau gampang masuk Saungwriter, agensi konten, dan perusahaan/startup yang butuh content writer in-house?

Bikin portofolio artikel di Mojok!

Putting It All Together

Portofolio untuk jadi content writer itu kayak gimana?

Aku harus bikin tulisan kayak gimana untuk bisa jadi portofolio yang bagus?

Apa yang employer lihat dan cari saat buka lowongan content writer?

Dari penjabaran saya di atas, kamu akan temukan semua jawabannya.

Pertama, portofolio untuk jadi content writer itu kayak gimana?

Kayak gimana-nya itu nggak penting. Yang penting adalah:

Kamu harus punya tulisan yang mendemonstrasikan skill seorang content writer. Contohnya: storytelling, analisis, willing to learn and adapt, dasar-dasar SEO, dsb.

Kedua, harus bikin tulisan kayak gimana untuk bisa jadi portofolio yang bagus?

Kamu harus bikin tulisan yang layak baca. Bukan tulisan yang enak dibaca sama diri sendiri, keluarga, atau pacar. Selain harus layak baca, tulisannya juga memberikan impact, dan kalau bisa…

Orang yang tertarik baca tulisan kamu tertarik juga untuk membagikan tulisan kamu. (Contoh kecilnya ya tulisan saya di Mojok soal pengalaman berhenti merokok. Maap jadi bragging. Nggak kepikiran contoh lainnya nih.)

Yang ketiga dan terakhir: Apa yang employer lihat dan cari saat buka lowongan content writer?

Setiap employer, klien, dan agency owner pasti cari content writer yang karakteristiknya beda-beda – tergantung environment bekerja – tergantung kebutuhan – tergantung managernya juga.

Tapi kalau kita telaah dan mau riset sedikit…

Kita bisa tahu apa yang mereka cari dengan cara melihat konten yang ada di website atau medsos mereka.

Let’s say kamu mau melamar jadi content writer di Niagahoster. Ya kunjungi aja webnya dan lihat tulisan-tulisannya.

Kalau kamu emang benar-benar mau kerja di sana, kamu bisa lihat siapa nama penulisnya dan cari orangnya di LinkedIn.

Di LinkedIn kamu bisa lihat portofolio mereka (kalau dipasang) sebagai content writer. Kalau portofolionya nggak mereka pasang, kamu bisa connect (terhubung) dan tanya/kirim pesan ke mereka:

“… Kak boleh lihat portofolio sebagai content writer? Aku liat NH buka lowongan content writer dan mau melamar masih bingung perihal portofolio…”


Quiz dadakan:

Portofolio konten adalah sebagai berikut – mana yang benar?

A. Puisi

B. Prosa

C. Cerpen

D. Semua salah

Kalau kamu menjawab A, B, atau C…

You’re NGMI!

Wow. Enggak terasa artikel contoh portofolio penulis ini sudah lebih dari 2.000 kata. Kalau kamu baca sampai sini, kamu pasti tertarik baca artikel ini.